Fakta Menarik Saat Rasulullah SAW Menunaikan HAJI WADA

Ditulis 2021-07-08 08:29:20 oleh :

Fakta Menarik Saat Rasulullah SAW Menunaikan HAJI WADA


Pertama

Rasulullah SAW bersama ratusan ribu sahabat melaksanakan IBADAH HAJI pada tahun ke-10 Hijriyah. Haji ini dikenal dengan HAJI WADA atau HAJI PERPISAHAN. Ini sekaligus menjadi haji pertama dan terakhir Rasulullah SAW sepanjang hidupnya. Karena pada musim haji berikutnya, beliau sudah wafat.

Kedua

NIAT HAJI. Para ulama berbeda pendapat mengenai niat haji ini. Ada yang berpendapat Nabi SAW berniat HAJI IFRAD (haji saja, tidak umroh). Ada yang mengatakan berniat HAJI TAMATTU' (umroh dulu, baru haji). Sebagian lainnya menyebut berniat HAJI QIRAN (haji & umroh sekaligus).

Ketiga

TIDAK SHALAT TAHIYATAL MASJID. Nabi SAW tiba di Makkah pada Ahad pagi, 4 Dzulhijjah dengan untanya, al-Qashwa. Ketika sampai di Masjidil Haram, beliau tidak menunaikan shalat tahiyatal masjid, tapi langsung thawaf.

Keempat

THAWAF dengan MENUNGGANG UNTANYA, al-Qashwa. Hal ini sesuai dengan riwayat Ibnu Abbas, Abu Thufail, dan Amir bin Watsilah. Kata mereka, Nabi Muhammad SAW thawaf di atas tunggangannya.

Kelima

TIDAK MENCIUM LANGSUNG HAJAR ASWAD. Saat thawaf, beliau mengendarai untanya dan memegang sebuah tongkat. Setiap kali melewati hajar aswad, beliau mengayunkan tongkatnya ke arah batu hitam tersebut sebagai isyarat penghormatan. Beliau tidak turun dari untanya dan berdesak-desakan dengan jama'ah lainnya untuk mencium langsung hajar aswad.

Keenam

MENYAMPAIKAN KHUTBAH. Ketika di Arafah, beliau menyampaikan khutbah di hadapan ratusan ribu sahabatnya yang juga ikut berhaji. Dalam khutbah tersebut, Nabi Muhammad SAW menyinggung tentang prinsip-prinsip dasar ajaran Islam, hak asasi manusia, pembatalan praktik riba, penegasan makna jihad, sejumlah adat kebiasaan jahiliyah, dan lainnya.

Ketujuh

TURUNNYA AL QUR'AN. Rasulullah SAW menerima wahyu dari Allah saat WUKUF di Arafah. Yakni QS al-Maidah ayat 3 : "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agama kamu, yakni telah Ku-turunkan semua yang kamu butuhkan dari prinsip-prinsip petunjuk agama yang berkaitan dengan halal dan haram, dan telah Ku-cukupkan kepada kamu nikmat-Ku, sehingga kamu tidak butuh lagi kepada petunjuk agama selainnya, dan telah Ku-ridhai Islam itu, yakni penyerahan diri sepenuhnya kepada-Ku menjadi agama bagi kamu)".

Kedelapan

MEMPERCEPAT LANGKAH ketika tiba di Wadi al-Muhassar, yaitu lembah atau lokasi yang terletak di antara Mina dan Muzdalifah. Disinilah, tentara bergajah pimpinan Abrahah –yang hendak menyerang Ka’bah- dibinasakan oleh Allah. Oleh sebab itu, beliau mempercepat langkah untanya ketika sampai di lokasi ini.

Kesembilan

MENYEMBELIH 63 EKOR UNTA. Beliau menyembelih dengan tangannya sendiri setelah melontar jumrah. Sebetulnya, ada sekitar 100-an ekor unta yang dibawa dari Madinah, namun Nabi hanya menyembelih 63 ekor. Sementara sisanya -atas instruksi Nabi- disembelih oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Jumlah 63 ekor sesuai dengan usia Nabi Muhammad saat itu, yakni 63 tahun.

Kesepuluh

BERMALAM DI MINA selama tiga malam. Sesuai dengan Al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 103, para jamaah haji diizinkan bermalam di Mina hanya dua malam saja. Namun demikian, Nabi Muhammad tinggal di Mina selama tiga malam.

Kesebelas

MEMBERIKAN KEMUDAHAN kepada para sahabatnya dalam melaksanakan haji. Setelah kembali dari Mina, banyak sahabat yang bertanya kepada beliau mengenai persoalan haji.

Ada sahabat yang bertanya kalau dirinya lupa melempar jumrah, lupa thawaf, lupa mencukur rambut sebelum menyembelih, dan lain sebagainya.

Beliau kemudian menjawab hampir semua persoalan sahabatnya itu dengan jawaban, "TIDAK MENGAPA" (la haraja).

Jika ada yang lupa melontar jumrah, Rasulullah SAW menyuruh orang tersebut untuk pergi pada saat itu juga dan melontar. Begitu pun sahabat yang lupa thawaf, mencukur rambut dan lainnya. Mereka disuruh untuk segera melaksanakan ritual haji yang lupa dikerjakan tersebut.